Pendidikan Multikultural
A.
Budaya menjadi satu kekuatan utama yang menjelaskan dan
mempengaruhi prilaku manusia.
Seperti kita ketahui bahwa yang dimaksud dengan budaya ( Koenjaraningrat
) adalah seluruh gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakan dengan belajar
beserta keseluruhan dari hasil karyanya itu kalau kita lihat dari definisi
tersebut maka dapat kita simpulkan bahwa unsur perilaku merupakan kata
kuncinya. Jadi perilaku manusia atau masyarakat sangat bergantung dari apa yang
sudah menjadi tradisi atau warisan baik itu berupa nilai – nilai, keyakinan,
pengetahuan dan lain – lain yang ada di masyarakat tersebut. Hal itu akan
sangat mempengaruhi sikap / tindakan dari prilaku manusia sesuai dengan agama,
keyakinan, kebiasaan – kebiasaan yang mereka miliki yang merupakan unsur –
unsur dari suatu budaya. Jadi jelas budaya menjadi satu kekuatan yang bisa
mempengaruhi prilaku manusia.
Contohnya :
-
Pada saat ada kematian di lingkungan kami, baik
suami / istri yang berkrama banjar pasti akan bergotong royong membuat upacara
/ banten untuk penguburan. Semua menyempatkan diri untuk datang pada saat itu
walaupun ada kegiatan yang lebih penting tapi mereka tetap mendahului kegiatan
tersebut.
-
Sudah menjadi kebiasaan di desa mengambil air
dari sumber air / pancuran untuk diminum, tidak
perlu di masak. Jadi karena sudah kebiasaan maka kalau mereka minum air
selain air pancoran rasanya agak aneh. Mereka tidak takut sakit walaupun air
tersebut tidak dimasak.
-
Pada saat hari raya baik itu Galungan, Kuningan
atau pun Nyepi, ada anggaran bawa melakukan kegiatan judi merupakan hiburan
yang sudah menjadi tradisi kalau tidak berjudi seperti merayakan hari raya
tersebut masih ada yang kurang.
-
Ada kepercayaan di lingkungan kami bahwa
berkeliaran pada waktu malam sebelum hari kajeng keliwon atapun pas hari kajeng
keliwon tidak diperbolehkan karena hari itu merupakan hari yang bagus bagi para
penganut ilmu hitam untuk mempraktekkan ilmunya. Jadi takut kalau – kalau kita
yang menjadi sasarannya.
-
Ada rasa ikut berbela sugkawa ketika seorang
kerama banjar meninggal, maka anggota banjar juga ikut merasakan hal itu dengan
cara dilarang ngayah / melakukan upacara diluar rumah selama 3 hari. Walaupun
mereka tidak mempunyai hubungan keluarga.
B.
Contoh yang menggambarkan lingkungan fisik.
-
Lingkungan Fisik yang ada ialah
Masing – masing rumah dibatasi oleh pagar yang terbuat dari batako
(sebagian besar). Bangunan yang ada dilingkungan tersebut bale dangin untuk
upacara keagamaan yaitu upacara pitra yadnya dan manusa yadnya, dibale dauh dan
bale daja untuk bale pertemuan. Sedangkan disebelah selatan ada dapur / paon.
Jadi dengan memasuki halaman rumah seseorang kita sudah bisa menentukan mana
arah selatan / utara. Dihalaman rumah ada tugu natah dan dibarat laut dari
semua bangunan terdapat tugu penunggun karang yang berfungsi menjaga lingkungan
sekitar rumah.
-
Lingkungan Sosial.
Lingkungan sosial yang terkecil disini adalah tempekan yang diatur sesuai
dengan tempat tinggal masing – masing keluarga untuk yang lebih besar ada
banjar dan desa adat, dilingkungan sosial juga ada organisasi yang disebut seka
baik untuk seni seperti seka cak, seka gambelan ataupun seka santi untuk
dibidang organisasi lain ada juga seka manyi dan lain – lain.
-
Lingkungan Metafisik.
Hal ini dapat dilihat dari adanya kepercayaan yang masih dianut sampai
sekarang yaitu disetiap hari kajeng keliwon, masyarakat menganggap hari
tersebut hari angker karena percaya mahluk halus lebih suka keluar /
berkeliaran disekitar kita sehingga perlu adanya upacara – upacara yang
dilakukan dengan hal tersebut.
C.
Contoh dari 3 wujud kebudayaan yaitu :
-
Wujud Idiil : Norma – norma yang ada
dimasyarakat yang mengatur tingkah laku masyarakat di mana norma itu dianut.
Contoh : Norma Agama
§
Berdana punia dipura (pembangunan pura) dirasa
lebih baik dibandingkan berdana punia bagi rakyat miskin (kemanusiaan).
§
Norma hukum berupa awig – awig bila ada
perkelahian yang memukul dikenakan denda dengan membayar 5 kg beras untuk
setiap keluarga yang ada di desa adat.
§
Norma kesusilaan, pada saat ngayah kepura
diharuskan berpakaian kebaya.
-
Wujud sistem sosial.
Sistem sosial diambil dari yang terkecil yaitu tempekan, di banjar saja
ada 4 tempekan yang dibagi berdasarkan tempat tinggal. Disamping banjar ada
desa adat yang terdiri dari 2 banjar dinas, untuk desa adat kegiatan upacara /
kegiatan adat khusus untuk pura puseh /
gumi dan pura desa. Untuk pura dalem ada organisasi tersendiri yang yang
bernama desa dalem, ini di bagi berdasarkan kuburan yang digunakan.
-
Wujud Kebudayaan Fisik.
Kebudayaan yang berupa benda – benda yang nyata contoh :
§
Hasil kerajinan perak.
§
Hasil kerajinan barong.
§
Hasil kerajinan ukiran wanci.
§
Dan lain – lain.
D.
Pendidikan multikultural itu ketika berwujud ide,
berwujud gerakan perubahan pendidikan yang sedang berlangsung di Negara kita
dan sebagai sebuah proses perjuangan dibidang pendidikan yang sedang
berlangsung.
Pendidikan multikultural saat ini sebagai ide yang berimplikasi pada
pengembangan pendidikan multikultural yang berimplikasi pada penambahan bahan
ajar, sedangkan sebagai gerakan pembaruan pendidikan, pendidikan multikultural
berimplikasi pada perubahan semua komponen kegiatan pendidikan dimana hal
tersebut mencakup nilai – nilai dasar, antara prosedural, kurikulum bahan ajar dan
sebagainya.
Sedangkan sebagai sebuah proses pendidikan
multikultural akan berimplikasi pada aksi yang terus menerus dan membutuhkan
investasi yang cukup panjang sehingga untuk pengembangan pendidikan, kita perlu
memahami sejarah singkat pendidikan multikultural secara global sebagai
landasan dalam menentukan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar